![]() |
Kamsul Arifuddin Harla |
Kamsul Arifuddin Harla, Siapakah dia? Mungkin sebagian besar
dari kita tak pernah tahu sosoknya. Namun, tahukah anda bahwa Kamsul Arifuddin
Harla merupakan seorang budayawan lokal dari kota Palembang? Ya, Samsul
Arifuddin Harla merupakan salah satu seniman musik yang cukup terkenal di kota
Palembang. Lagu – lagu yang diciptakan oleh beliau adalah lagu – lagu berbahasa
melayu Palembang.
Nyelek Belumban perahu bidar di Sungai Musi.
Janganlah lupo beli telok abang. Cantik rupo penyabar dan baek ati. Adek manis
bermabut panjang dikuncit kepang. Demikian lirik lagu “Ya Saman”. Salah
satu lagu ciptaan Kamsul Arifuddin Harla yang sangat terkenal baik di nusantara
maupun di mata dunia.
Awalnya, lagu “Ya Saman”
diciptakan oleh Kamsul Arifuddin Harla untuk keperluan pentas teater festival Sriwijaya.
Kata “Ya Saman” memiliki arti “Ya Ampun”. Lagu ini tercipta di tahun 2005, sebagai
bentuk bentuk kerinduan beliau pada bahasa daerah Palembang yang semakin jarang
terdengar.
Lagu “Ya Saman” telah digunakan untuk album Visit Musi yang dibiayai oleh pemerintah setempat. Selain untuk
album Visit Musi, lagu ini juga telah
digunakan untuk acara penutupan SEA Games 2011. Namun bukannya senang, beliau
malah kecewa dan kesal. Hal ini karena panitia penyelenggara SEA Games tidak
meminta ijin untuk menyajikan lagu ini di depan publik internasional. Bahkan,
yang membuat Kamsul Arifuddin Harla semakin naik pitan adalah ketika penyajian
lagu “Ya Saman”, nama beliau tidak disebutkan sebagai pencipta.
Kamsul Arifuddin Harla juga
pernah mendapatkan pengharggan Anugerah
Dewan Kesenian Sumatera Selatan untuk bidang Seni Musik 2012. Meskipun nama
Kamsul Arifuddin Harla sudah cukup dikenal, kehidupan yang dijalani beliau
tidaklah mewah. Menurut beliau, hal ini karena lagu – lagu yang diciptakannya
lebih banyak tersebar dalam bentuk bajakan. Memang sangat miris jika kita
melihat kenyataan tersebut. Sehari – harinya Kamsul Arifuddin Harla bekerja
sebagai pelatih musikalisasi puisi di beberapa sekolah di Palembang dan sebagai
perantara jual beli mobil.
Meski minim tanda jasa, Kamsul Arifuddin Harla
tidaklah menyerah. Beliau tetap berusaha untuk menjaga warisan budaya Hal ini
terbukti dari lagu – lagu ciptaanya yang lain yang memadukan musik tradisional
dan music modern. Selain melalui seni musik, beliau juga mewariskan budaya
Palembang melalui kelompok teater miliknya yang juga sering mengadakan pentas
di sekitar kota Palembang. Meski seni daerah seni daerah belum mampu menghidupi
diri dan keluarganya, beliau bertekad tak akan meyerah menghidupkan seni.