Indonesia
adalah negara yang besar dan memiliki keberagaman sosial yang tinggi. Hal
tersebut dapat dibuktikan melalui jumlah suku di Indonesia yang menyebar di
seluruh kawasan nusantara. Keberagaman sosial dalam masyarakat Indonesia
menghasilkan pola – pola perilaku serta budaya yang beragam pula. Keberagaman
sosial tersebut harus dipertahankan
dalam rangka menjaga dasar identitas diri dan integrasi sosial. Keberagaman
dalam masyarakat Indonesia, seharusnya menjadi suatu identitas bagi seluruh
rakyat Indonesia dan menjadi semangat dalam mempertahankan persatuan dan
kesatuan. Namun pada kenyataanya,keberagaman tersebut malah menjadikan
perpecahan antara kelompok tertentu. Hal ini disebabkan karena egoisme kelompok
serta permasalahan silang budaya yang tidak terjembatani dengan baik.
Keberagaman dalam masyarakat Indonesia Proses penjembatanan bagi persilangan budaya
dapat diawali dengan pengenalan ciri khas budaya tertentu, terutama psikologi
masyarakat yaitu pemahaman pola perilaku masyarakatnya. Peran media massa dan
sosial media yang kini berkembang di masyarakat juga dapat ikut ambil bagian
dengan melakukan sensor secara substantif dan distributif, sehingga dapat
menampilkan informasi apresiatif tehadap budaya masyarakat lain.
Masih
tak lekang dalam ingatan kita, beberapa tahun lalu, beberapa tahun lalu telah
terjadi kerusuhan antar – etnis di Ambon, Sampit, dan juga Poso. Selain itu,
ada juga kasus lain yang sempat menggemparkan masyarakat Indonesia yaitu kasus
unjuk rasa yang menuntut pembangunan Provinsi Tapanuli yang berujung dengan
meninggalnya ketua DPRD Sumatera Utara.
Pada
dasarnya seluruh permasalahan sosial yang dihadapi bangsa Indonesia, dapat
diatasi melalui peran dari psikologi sosial. Adapun beberapa teori yang dapat
digunakan psikolog sosial dalam mengatasi permasalahan dalam masyarakat
Indonesia, seperti Intergroup Theory, Peace
Theory, Culture Psychology dan Community Psychology. Hanya saja, pada
kenyataannya inti dari teori – teori tersebut belum melekat dalam diri dan
kehidupan masyarakat Indonesia.
Melalui teori identitas sosial, kita
dapat melihat bahwa individu cenderung untuk mencari identitas sosial yang
positif dan meningkatkan identitas kelompoknya untuk membedakan diri dengan
kelompok lain. Etnosentrisme melihat Bahwa hubungan antar kelompok umumnya
terjadi karena kecendrungan kelompok memandang dirinya sebagai pusat dari
segalanya, sehingga terjadi In group
favoritism dan berekembangnya stereotype tertentu terhadap kelompok lain.
Budaya etnosentrisme inilah yang
memang telah mendarah daging di kalangan masyarakat Indonesia. Perasaan senasib
dan seperjuangan memang menjadikan budaya etnosentrisme semakin kuat.
Masyarakat Indonesia, dirasa belum mampu mentoleransi perbedaan dan keberagaman
yang ada di sekitar mereka.
Peran psikolog sosial di Indonesia
memang dirasa belum efektif. Hal ini dikarenakan sulitnya sosisalisasi serta
keterlambatan psikolog sosial di seluruh bagian nusantara dalam mencium masalah
– masalah yang sedang berkembang dan memanas di masyarakat. Memang tak adil
rasanya, jika kita hanya membebankan kesalahan tersebut kepada psikolog sosial.
Kita sebagai masyarakat Indonesia juga seharusnya memahami perbedaan yang ada
di antara kita dan meningkatkan rasa toleransi serta kontrol diri agar tidak
terjebak dalam etnosentrisme.
Akhirnya,
dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia belum mampu mengatasi serta
mentoleransi segala perbedaan yang timbul dalam masyarakat. Peran psikolog
sosial juga dirasa belum efektif dikarenakan kurangnya dukungan dari media
massa serta masyarakat dalam mencegah konflik yang ada. (Hernando)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar