Kamis, 03 April 2014

Perang politik kok pake senjata ??


Sumber : Siarnusa.com
“Sungguh aneh tapi nyata”, mungkin adalah suatu ungkapan yang tepat untuk menggambarkan perang politik di tahun 2014. Pemilihan umum untuk lembaga legislatif tinggal menghitung hari. Jika kita menghitung dari sejak tanggal artikel ini diterbitkan, hari penentuan bagi sebagian besar caleg akan datang 5 hari lagi. 5 Hari tentu merupakan waktu yang sangat singkat bagi para caleg dan partai politik peserta Pemilu 2014. Terlebih waktu kampanye partai politik juga sudah mendekati akhir karena sudah mendekati masa tenang.
                Nah, mengapa saya mengatakan “sungguh aneh tapi nyata”? Jika kita melihat dari acara yang akan digelar pada tanggal 9 April mendatang, tentu kita sudah sama – sama tahu bahwa itu adalah acara Pemilihan umum Legislatif. Mendengar kata – kata Pemilu legislatif saja, tentu kita sudah dapat membayangkan mengenai pesta politik yang meriah dan dilakukan oleh seluruh rakyat Indonesia. Namun, siapa sangka dibalik kemeriahan pesta politik yang akan digelar oleh negeri kita tercinta ini, malah banyak memakan korban jiwa.
                Tidak rasional memang jika kita memikirkan mengenai korban jiwa yang muncul menjelang pagelaran pesta politik di Indonesia. Terlebih korban tersebut berasal dari anggota partai politik peserta Pemilu 2014. Salah satu kasus yang belum lekang dari ingatan kita adalah kasus penembakan salah satu caleg di provinsi Aceh. Kabar ini sempat menggemparkan berita di dunia pertelevisian serta surat kabar nasional. Setelah kasus pembunuhan tersebut terjadi, ternyata di susul juga oleh kasus – kasus serupa di beberapa daerah nusantara.
                Satu hal yang sampai sekarang tidak bisa diterima akal sehat saya adalah kenyataan bahwa ini adalah perang politik, bukanlah perang senjata. Lalu, mengapa yang malah terjadi adalah perang senjata?? Ini sudah menunjukan hilangnya moral dan rasionalitas dari calon – calon wakil rakyat. Memang kita tidak dapat menggeneralisasikan kepada seluruh calon wakil rakyat. Namun, kali ini saya ingin lebih berfokus pada partai politik yang kader partainya melakukan tindakan tercela tersebut.
                Melihat kondisi atmosfer politik Indonesia yang tidak stabil ini, saya sebagai bagian dari 250 juta masyarakat Indonesia merasa prihatin dengan hal tersebut. Mengapa?  Tentu karena fenomena ini menunjukan bahwa Indonesia kini, tidak hanya mengalami krisis pemimpin berkualitas namun juga mengalami krisis pemimpin yang bermoral dan rasional. Hal ini malah dapat mengurangi kepercayaan masyarakat dan meningkatkan pesimisme dalam diri masyarakat terhadap pemerintahan yang ada di Indonesia. Jika hal ini terjadi tentu efektivitas roda pemerintahan yang akan baru bergulir menjadi berkurang. Nah, lalu kepada siapa lagi bangsa ini dapat dipimpin dan apa gunanya ada pemerintah jika rakyatnya saja sudah kurang percaya terhadap pemerintah? Inilah yang perlu kita renungkan bersama, khususnya bagi para calon – calon wakil rakyat yang telah mencalonkan diri pada Pemilu 2014.
                Jika anda menyimak artikel ini dari awal, tentu anda akan menemukan statement saya mengenai krisis moral dan rasionalitas dari para calon wakil rakyat yang melakukan perang senjata. Sangat tidak masuk akal jika, rakyat Indonesia rela diatur  oleh seorang pembunuh. Terlebih orang tersebut membunuh lawan politiknya sendiri. Ini menunjukan rasa cemas yang berlebihan dan ketidak matangan visi, misi serta dukungan dari partai yang membuat para calon menjadi yakin akan kemampuan dan kredibiltasnya dalam membangun bangsa ini. Jika kita pikir dengan akal sehat, bagaimana para calon ini dapat membangun Indonesia yang mana memiliki pesaing dari luar negeri, sedangkan untuk melawan lawan politiknya saja ia harus mengambil jalan pintas dengan membunuh lawan politiknya.
                Kita sebagai masyarakat yang besar dan pintar, tentu seharusnya dapat menentukan pilihan secara objektif dan rasional. Sebaiknya kita juga tetap  berusaha bersikap optimis terhadap pemerintahan baru di periode 2014 – 2019, walaupun memang iklim politik kita mengalami banyak guncangan. Kita harus yakin, bahwa di antara banyaknya caleg yang buruk, masih terdapat orang – orang yang memiliki kualitas dan kredibilitas yang tinggi untuk membantu pembangunan negeri ini. Salah satu pesan penting dari saya, gunakanlah hak pilih anda dengan baik dan benar, serta perhatikan visi-misi dari partai dan calonya sebagai pertimbangan kelayakan caleg untuk dipilih. Ingatlah sebagai masyarakat yang cerdas, sekecil apapun suara anda, dapat menentukan nasib dari negeri ini. (Hernando)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar