Jumat, 14 Maret 2014

Kasus Pembunuhan Yang dilakukan Geng Motor Menurut Kaca Mata Psikologi


                Baru belum lama kita digemparkan oleh kasus pembunuhan remaja yang dilatar belakangi rasa cemburu. Ya, kasus pembunuhan Ade Sara yang sempat menggemparkan publik Indonesia memang belum terhapus dari benak kita semua. Kasus pembunuhan yang menampilkan kesadisan remaja terhadap mantan kekasihnya memang sangat jarang kita temui. Namun, seperti tidak belajar dari pengalaman yang menimpa Ade Sara, kasus pembunuhan serupa kini telah muncul lagi. Kali ini kasus pembunuhan melibatkan 3 orang korban yaitu Sony (19), Suryo atmojo (18), dan Mia (16).
                Nasib naas menimpa Mia (16) yang menjadi korban meninggal dari aksi peroyokan yang dilakukan geng motor milik mantan Mia. Sedangkan 2 teman Mia yaitu Sony dan Suryo Atmojo, mengalami luka yang cukup parah di sekujur tubuhnya. Sampai saat ini, kedua korban selamat masih dirawat di rumah sakit sedangkan Jenazah Mia kini telah dikebumikan.
                Mia meninggal dengan luka parah di bagian kepala. Kepala Mia dihantam dengan gir motor hingga menancap. Selain itu Mia juga menjadi bulan – bulanan geng motor milik mantanya tersebut ketika sudah terjatuh. Kedua teman Mia juga dikeroyok habis – habisan oleh kelompok geng motor tersebut.
                Menurut hasil penyelidikan, kasus ini dilator belakangi rasa cemburu yang berlebihan dari mantan Mia, yang berinisial “A”. Kecemburuan terjadiu karena Mia telah memutuskan hubungan dengan “A”, dan kini menjalin hubungan asmara dengan Sony. Akibat kecemburuanya itu, “A” mengajak seluruh anggota geng motor – nya untuk menghabisi nyawa Mia dan kekasihnya. Keenam pelaku mengaku diajak oleh “A” untuk melakukan pengeroyokan. Keenam pelaku pengeroyokan kini telah ditangkap dan ditahan di Polres Cipete, sedangkan “A” masih menjadi buronan polisi hingga saat ini.
                Jika dilihat dari kaca mata Psikologi, kesadisan yang muncul pada remaja – remaja tersebut bisa disebabkan oleh pola pengasuhan yang salah, kekerasan di lingkungan sosial - nya, ataupun karena pengaruh media massa dan media sosial. Fenomena pengeroyokan ini merupakan salah satu bentuk Agresi yang muncul pada diri kedua pelaku. Hal ini sesuai dengan Teori Frustasi-Agresi Klasik yang menyebutkan bahwa agresi merupakan pelampiasan dari perasaan frustrasi. Sesuai teori ini, kita dapat mengidentifikasi akan rasa frustasi dari “A” yang merupakan mantan dari Mia.
                Teman – teman dari “A” dapat dengan mudah terprofokasi akibat dari pemahaman solidaritas yang salah diantara mereka. Keberanian teman – teman “A”, untuk ikut menyerang Mia dan kedua teman disebabkan oleh penghilangan identitas diri dari masing – masing anggota geng motor. Maksudnya, setiap anggota menggunakan identitas sebagai kelompok geng motor, bukan sebagai pribadi masing – masing. Sehingga jika salah satu dari mereka membunuh korban pengeroyokan, maka yang disalahkan adalah geng motor tersebut bukanlah sang anggota yang secara jelas melakukan pembunuhan. Hal ini membuat para anggota geng motor tersebut menjadi lebih berani dan lebih sadis, meskipun mereka semua tidak terlibat secara langsung dengan permasalahan cinta dai “A” dan Mia.
Sumber : NON’STOP Jumat, 14 Maret 2014 Hal 10.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar