Pahlawan Hutan Danau Rawet
![]() |
sunber gambar : angelaplt1995.blogspot.com/2014_02_01_archive.html |
Dugan
Iris Iman, mungkin sebagian besar dari kita tidak mengenal beliau. Jelas saja,
beliau hanya seorang warga biasa yang tinggal di Palangkaraya, Kalimantan Timur.
Dugan Iris Iman, adalah seorang lelaki kelahiran asli kota Palangkaraya,
Kalimantan Timur, yang kini telah menginjak usia 47 tahun. Namun, siapa yang
menyangka seorang warga biasa mampu melakukan hal yang sangat luar biasa.
Beliau mengabdikan hidupnya untuk mengurus suatu hal yang mungkin tak pernah
terpikirkan dan tak pernah kita hiraukan selama ini.
Dugan
Iris Iman, mengabdikan sebagian bsar masa hidupnya untuk menjaga dan
melestarikan hutan Danau Rawet di kota Palangkaraya. Sejak remaja beliau sering
berkeliling dan mengamati perkembangan hutan Danau Rawet. Di dalam hutan seluas
8000 hektar itu, terdapat sebuah danau seluas 600 meter persegi. Selama Dugan
menjaga dan mengawasi hutan Danau Rawet, beliau sering dipertemukan dengan para
penebang liar, nelayan yang menggunakan racun, penyetrum ataupun bom ikan. Jika
beliau menemukan para pelaku criminal tersebut, beliau langsung menegur dan
melapor kepada polisi hutan.
Dalam
melakukan tugasnya, beliau membangun sebuah pondok di dekat danau. Hal ini
dutunjukan agar beliau bisa terlindung dari panas dan hujan. Sebab, dalam satu
bulan beliau hanya pulang 2- 3 hari sebelum akhirnya lembali lagi menjaga hutan
Danau Rawet. Keluarga Dugan, juga mendukung kegiatan Dugan yang lebih sering
menjaga hutan Danau Rawet. Terkadang, keluarga Dugan juga menemani Dugan untuk
berjaga di pondok. Menurut Dugan, saat ini terdapat sekitar 15 orang yang
sesekali membantu dan menemani beliau saat berjaga di pondok. Sungguh
pengabdaian yang luar biasa yang dilakukan Dugan untuk menjaga kelestarian alam
kota Palangkaraya.
Dalam
mejalankan kesehariannya, Dugan bekerja sebagai nelayan dengan pendapatan 1 – 2
juta per-bulan. Penghasilan sebagai nelayan memang dirasa kurang cukup untuk
kebutuhan keluarga dan bertahan hidup di pondok. Dugan juga sering mendapatkan
bantuan berupa makanan dan bahan bakar dari saudara dan kerabat dekatnya. Hal
ini sungguh mampu mengurangi kesulitan Dugan dalam menjalankan tugasnya sebagai
“Pahlawan “ bagi hutan Danau Rawet.
Meski
menjalani kehidupan yang sulit, Dugan telah mampu menyelesaikan kursi
pendidikan di tingkat universitas. Ya, beliau merupakan seorang sarjana lulusan
Fakultas Perikanan Jurusan Budaya Perairan di Universitas Kristen Palagkaraya.
Bahkan, beliau mampu menyekolahkan 2 orang anaknya sampai sekarang. Sungguh
luar biasa, seorang sarjana yang mungkin akan memiliki peluang besar di dunia
kerja, malah memilih menggunakan ilmunya dalam melestarikan alam di hutan Danau
Rawet. Bahkan, beliau telah bertekad untuk menjaga hutan Danau Rawet dengan
keluarganya sampai akhir hayatnya.
Melalui
kisah beliau, kita dapat bayak belajar mengenai arti dari kehidupan. Beliau
yang memiliki gelar sarjana, dan mungkin akan memiliki kesempatan yang lebih
besar untuk meraih kesempatan, namun memilih untuk menjaga dan melestarikan
hutan. Beliau memilih untuk hidup sederhana namun tetap mengutamakan pentingnya
pendidikan bagi dirinya ataupun masa depan anaknya. Dari kisah hidup beliau kita dapat belajar bahwa uang bukanlah
segalanya. Walaupun sebenarnya tidak bisa dipungkiri, bahwa dalam kehidupan
kita memang memang membutuhkan uang. Namun, dibalik itu semua masih ada banyak
hal yang bisa kita lakukan untuk mengabdi kepada bangsa ini dan tidak berfokus
hanya untuk mencari uang. Seperti yang dilakukan Dugan Iris Iman, suatu hal
sederhana dengan mengabdi untuk menjaga hutan Danau Rawet sebagai warisan
kepada anak dan cucu kita semua. (Hernando)
Sumber : Kompas,
Senin, 24 Februari 2014, hal 16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar